PELAWAT MAYA

Monday, September 27, 2010

BERCERITA ANAK TIRAM DAN MUTIARA

BERCERITA ANAK TIRAM DAN MUTIARA
Puisi Arisel Ba

Anak tiram mengeluh berat terhadap ibunya akibat sebutir kerikil tajam menusuk tubuhnya "Anakku," kata sang ibu dengan air mata bercucuran "Tuhan tidak memberi sepasang tangan pun, sehingga tidak terdaya ibu menyelamatkan kamu." Si ibu terdiam,

"Pasti sakit sekali, aku tahu anakku terimalah itu sebagai takdir alam hidupmu, perkasakan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kukuhkan semangatmu melawan ngilu nyeri, balutlah kerikil itu dengan cecair perutmu, hanya itu yang boleh kau perbuat", Kata ibunya sayu, sendu dan lembut.

Anak tiram pun ikut nasihat ibunya, ada hasilnya, tetapi rasa sakit teramat sangat, dengan air mata ia bertahan, bertahun lamanya, tetapi tidak disedarinya sebutir mutiara terjelma, makin lama makin hilang rasa sakitnya, dan semakin lama mutiara itu membesar, rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah beberapa tahun, sebutir mutiara besar, utuh gemerlapan, deritanya berubah menjadi mutiara; air matanya menjadi sangat berharga, dirinya kini, hasil derita bertahun-tahun,lebih berharga daripada sejuta tiram lain yang disantap sebagai tiram rebus pinggir jalan.

Februari 2005 – September 2010
Kuantan, Pahang

No comments:

Post a Comment